2 Rantau 1 Muara Ahmad Fuadi Rantau 1 Muara Ahmad Fuadi Alif merasa berdiri di pucuk dunia. Bagaimana tidak? Dia telah mengelilingi separuh dunia, tulisannya tersebar di banyak media, dan diwisuda dengan nilai terbaik. Dia yakin perusahaan-perusahaan akan berlomba-lomba merekrutnya. Namun Alif lulus di saat yang salah. Akhir 90-an, krisis ekonomi mencekik Indonesia dan negara bergolak di masa reformasi. Satu per satu, surat penolakan kerja sampai di pintunya. Kepercayaan dirinya goyah, bagaimana dia bisa menggapai impiannya? Secercah harapan muncul ketika Alif diterima menjadi wartawan di sebuah majalah terkenal. Di sana, hatinya tertambat pada seorang gadis yang dulu pernah dia curigai. Ke mana arah hubungan mereka? Dari Jakarta, terbuka cakrawala baru. Alif meraih beasiswa ke Washington DC, mendapatkan pekerjaan yang baik dan memiliki teman-teman baru di Amerika. Hidupnya berkecukupan dan tujuan ingin membantu adik-adik dan Amak pun tercapai. Life is perfect, sampai terjadi peristiwa 11 September 2001 di World Trade Center, New York, yang menggoyahkan jiwanya. Kenapa orang dekatnya harus hilang? Alif dipaksa memikirkan ulang misi hidupnya. Dari mana dia bermula dan ke mana dia akhirnya akan bermuara? Mantra ketiga man saara ala darbi washala (siapa yang berjalan di jalannya akan sampai di tujuan) menuntun perjalanan pencarian misi hidup Alif. Hidup hakikatnya adalah perantauan. Rantau 1 Muara bercerita tentang konsistensi untuk terus berkayuh menuju tujuan, tentang pencarian belahan jiwa, dan menemukan tempat bermuara. Muara segala muara. Rantau 1 Muara Details Date ISBN : : Published May 30th 2013 by Gramedia Pustaka Utama Author : Ahmad Fuadi Format : Paperback 400 pages Genre : Novels, Fiction, Asian Literature, Indonesian Literature, Romance, Travel, Inspirational, Religion, Islam, True Story, Realistic Fiction, Slice Of Life Download Rantau 1 Muara...pdf Read Online Rantau 1 Muara...pdf Download and Read Free Online Rantau 1 Muara Ahmad Fuadi PDF File: Rantau 1 Muara... 2
3 From Reader Review Rantau 1 Muara for online ebook Edy says Buku ini merupakan seri ketiga dari Trilogi Negeri 5 Menara. Dalam buku ini diceritakan Alif Fikri setelah menempuh pertukaran pelajar di Kanada, terus melanjutkan kuliah di Unpad dan berhasil menyelesaikan studinya dengan baik. Krisis moneter tahun 1998, membuat Alif agak kesulitan ekonomi karena Koran-koran turun oplahnya dan tulisan Alif jarang dimuat. Beruntunglah dia kemudian diterima masuk di majalah ternama yakni majalah Derap. Alif belajar banyak tentang dunia kewartawanan di majalah Derap tersebut, dan disana dia bertemu rekan kerja yang akrab bernama Dinara. Meski Alif kerasan bekerja di majalah Derap, dia tetap berusaha mencari peluang study di Amerika, hingga dia berhasil mendapatkan beasiswa Fullbright. Setelah melalui perjuangan panjang dia diterima di George Washington University (GWU). Alif kemudian pergi ke amerika dan bertemu Mas Garuda, orang perantauan Indonesia yang sudah beberapa lama tinggal di sana. Mas Garudalah yang kemudian memberikan tumpangan pondokan sampai alif mempunyai tempat kos sendiri. Mas Garuda juga yang membantu Alif bertemu dengan orang2 Indonesia di sana dan banyak membantu Alif dalam mengatasi persoalan-persoalan pribadinya. Selama tinggal di Amerika, Alif tetap berhubungan dengan Dinara dan mereka kemudian bersepakat untuk menikah. Walaupun orangtua Dinara semula agak ragu, tapi akhirnya mereka menerima dan merestui hubungan itu. Setelah menikah, Alif kemudian memboyong Dinara ke amerika. Di sanalah pertualangan mereka berdua dimulai, dengan hidup yang sederhana sampai kemudian mereka berhasil memperoleh pekerjaan yang mapan sebagai wartawan di amerika. Mereka berdua juga meliput tragedy pemboman World Trade Center, yang juga diduga membawa korban yakni tewasnya Mas Garuda yang sampai sekarang belum ditemukan jazadnya. Meskipun mereka hidup mapan di Amerika, kerinduan terhadap tanah air membuat mereka ingin kembali ke Indonesia. Mereka bersikukuh untuk pulang ke tanah air walaupun berbagai perusahaan disana menahan dan mengiming-imingi gaji yang sangat tinggi. Mereka ingin pulang ke tanah air untuk memberikan bakti bagi keluarga dan bagi bangsa yang dicintainya. Buku ini sangat menarik dengan banyak pesan moral yang terkandung didalamnya. Bahasa yang mengalir, ringan membuat pesan moral tadi mudah dicerna dan tidak terkesan menggurui. Saya merekomendasikan buku ini dibaca untuk kalangan generasi muda dan remaja. Mereka harus berani berjuang keras dan bersabar untuk meraih cita-cita yang diimpikannya. dwianugrah says "Hidup itu seni menjadi. Menjadi hamba Tuhan, sekaligus menjadi penguasa alam. Kita awal mulanya makhluk rohani, yang kemudian diberi jasad fisik oleh Tuhan dengan tugas menghamba kepada Dia dan menjadi Khalifah untuk kebaikan alam semesta. Kalau kedua peran ni bisa kita jalankan, aku yakin manusia dalam puncak bahagia. Berbakti dan bermanfaat. Hamba tapi Khilafah" Hadir lagi satu buku yang untuk menamatkan membacanya hanya butuh waktu 6 jam, 6 kali ganti posisi PDF File: Rantau 1 Muara... 3
Download Ebook Novel Rantau 1 Muara
5 Fullbright untuk melanjutkan S2 di Amerika. Kisah perjuangan Alif untuk memenangi suri di hati juga ada diselitkan. PåñÇå Ädjhà says aku suka pesan amak ke alif soal wanita, sangat dapet fillnya aku rasanya pas mbaca itu aku kayak dinasehatin ibuku sendiri tapi aku suka sekali bab yg judulnya garuda hinggap dimana?????? dibab itu aq tersentuh banget inget ceritanya waktu alif ditinggal bapaknya dinovel ranah 3 warna yg jdul babnya andai durian ada disurga sangat inspiratif bgaimana cara kita mengatasi kehilangan ya kehilangan orang yg sangat berarti buatku atau buat kalian yg mbaca novel ini Fasta'iza says inti cerita ini ada 3 menurut saya: 1. temukan passion,jalani sepenuh hati, insyallah "jadi" 2. ngomporin buat nikah bagi jomblo dengan ngasih tips-tips yang baik dan "benar" (tidak menyimpang dari cara islam) 3. muara segala kehidupan kita ini adalah ridho Allah. recommended bangetlah ini...!!! Haryadi Yansyah says Jika kau bukan anak raja dan juga bukan anak ulama besar, maka menuliskah Imam Al-Ghazali, Hal.9 Setahun sudah Alif merengkuh sejuta pengalaman di kota Saint-Raymond, Kanada dalam rangka pertukaran pelajar. Kini ia kembali ke Bandung, kembali ke kota dimana mimpi-mimpinya menapaki benua Amerika bermula. Dengan berhasil memperlihatkan bahwa dengan kerja keras dan keyakinan Man Shabara Zhafira siapa yang bersabar akan beruntung, Alif telah membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin diraih di dunia ini, terlebih ketika berjuang mewujudkan mimpi. Rasa percaya diri Alif membuncah. Pasca perjalanan dari Kanada, Alif dengan mudah meraih beasiswa lainnya. Tak lama dari kepulangannya ke kos yang berdebu dan lembab, Alif berkesempatan meraih beasiswa visiting student di National University di Singapura selama satu semester. Dengan pengalamannya itu, Alif sudah satu level di atas teman-temannya yang lain. Kemampuan menulisnya juga terus meningkat. Rasanya, masa depan gemilang sudah berada di genggamannya. Tapi benarkah? Iklim politik yang memanas di penghujung tahun 1990-an ternyata juga berdampak dalam kehidupan Alif. Belasan lamaran pekerjaan selalu berakhir dengan penolakan. Memang sulit untuk mendapatkan pekerjaan dikala banyak perusahaan gulung tikar. Di titik terendahnya, Alif bahkan sudah tidak mampu lagi membantu kehidupan Amak dan adik-adiknya di kampung. Bahkan, Alif sempat mengambil keputusan nekat. Berhutang! Hari ini aku bukan lagi orang merdeka. Aku terjajah oleh hutang, hal. 25. Reformasi di tahun 1998 menggemparkan Indonesia bahkan dunia. Kekacauan dan kerusuhan terjadi. PDF File: Rantau 1 Muara... 5
11 menjadi kiai atau ustadz. Seorang lulusan pesantren juga seorang manusia biasa, yang bisa jatuh cinta, bahkan bisa sejenak tinggi hati apabila telah mendapatkan yang ia tuju. Bisa dibilang, hampir tidak terlihat jejak seorang lulusan pesantren di dalam tokoh Alif, inilah salah satu kelebihan dari Fuadi. Beliau mampu membuat buku ini menjadi lebih umum. Identitas Alif sebagai lulusan pesantren mungkin hanya terlihat dari mantra-mantra yang ia pegang teguh, karena secara penampakan, Alif seperti orang biasa. Aplikasi Mantra di kehidupan sekitar Alif Ternyata, bukan hanya Alif yang memegang teguh ketiga mantra sakti ini. Mungkin, memang kehidupan di sekitar Alif tidak mengenal mantra ini secara langsung, tetapi prinsip-prinsip mantra ini telah diaplikasikan. Pertama, majalah Derap tempat Alif bekerja. Mantra ini secara tidak langsung dipakai oleh majalah ini. Majalah yang sempat dibredel di rezim orde baru ini secara bersabar tetap bersungguh-sungguh dan berada pada jalannya dalam memberitakan hal-hal secara terbuka dan apa adanya. Terbukti, hal ini berhasil, majalah ini menjadi majalah yang sedikit keras terhadap pemerintah, namun jujur dan terbuka. Sampai sekarang, majalah ini masih ada, bahkan telah bertransformasi menjadi tabloid. Inilah salah satu bukti pentingnya ketiga prinsip dalam mantra yang Alif yakini. Kedua, Connie Picciotto. Bersabar, mungkin inilah yang ia lakukan bersama almarhum suaminya yang telah mendahuluinya pada tahun Ia berkemah di depan White House di DC guna menentang kebijakankebijakan Amerika yang selalu menggunakan perang dan kekerasan sebagai solusi. Spanduk yang selalu ia bentangkan berbunyi: War is not the Answer. Ya, ia menentang dengan cara bersabar untuk tetap berkemah di depan White House sejak tahun 1981! Semoga saja kesabarannya ini akan berbuah keberhasilan dan tak akan ada lagi korban peperangan terutama akibat ulah Amerika Serikat. Akhirnya Bermuara Satu hal yang ingin disampaikan secara tersirat maupun tersurat dari judul Rantau 1 Muara ini ialah bukan sekedar muara tempat kita awal berasal. Seperti Alif yang mempunyai kampung halaman di Indonesia, tepatnya di Minang, sebagai muaranya dan ia bingung untuk kapan kembali bermuara. Buku ini mengandung oesan lebih dari itu. Fuadi seakan ingin mengingatkan para pembaca bahwa muara kita sebenarnya lebih dari itu. Muara yang dimaksud disini ialah Tuhan yang menciptakan kita. Pesan yang ingin disampaikan yaitu sebagai apapun kita hidup, pada akhirnya kita akan berpulang dan kembali kepada-nya. Masih berkaitan dengan ketiga mantra yang ada, bersungguh-sungguhlah dalam menjalani hidup, bersabarlah dalam menghadapi ujian, dan tetaplah pada jalan yang lurus, jalan yang akan membawa kita menuju satu tujuan, satu muara yang indah di sisi-nya. Fadhilatul says Ini adalah novel pamungkas dari 2 novel A. Fuadi sebelumnya; Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna. Ceritanya masih seputar Alif dan perjuangan hidupnya. Dan apakah kali ini Alif kembali berhasil dalam mencapai impiannya? Tentu saja, hanya dengan melihat sampul buku dan sinopsis yang ada pada sampul belakang buku, kita sudah bisa menebak dengan jitu bagaimana akhirnya. Namun yang ditawarkan disini adalah proses bagaimana Alif menjalani semua itu sehingga berhasil menggapai apa yang ia capai. Untuk gaya penulisan, saya sebagai pembaca awam merasa tidak ada masalah dengan tulisan Fuadi. Saya cukup enjoy dengan gaya penceritaan penulis. Penyusunan dan pemilihan diksinya rapi. Dan karena faktor inilah saya bisa bertahan membaca 3 novel karyanya. Soal isi, saya pun yakin pengalaman penulis yang selama ini memang mengalami sendiri cerita yang ditulisnya menjadi satu lagi keunggulan dalam menyusun cerita yang memang sebagian besar bersetting di Washington DC dan New York. Secara tidak langsung para pembaca dapat mendapat sedikit pengetahuan PDF File: Rantau 1 Muara... 11 2ff7e9595c
Comments